survival

welcome

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industrys standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Kecapi suling





Kacapi Suling merupakan perangkat waditra Sunda yang terdapat hampir di setiap daerah di Tatar Sunda. Waditranya terdiri dari Kacapi dan Suling. Kacapinya terdiri dari Kacapi Indung atau Kacapi Parahu atau Kacapi Gelung. Selain disajikan secara instrumentalia, Kacapi Suling juga dapat digunakan untuk mengiringi Juru Sekar yang melantunkan lagu secara Anggana Sekar atau Rampak Sekar. Lagu yang di sajikannya di antaranya : Sinom Degung, Kaleon, Talutur dan lain sebagainya. Laras yang di pergunakannya adalah laras Salendro, Pelog atau Sorog.

Berbeda dengan sebutan Kacapi Suling atau Kacapian bila menggunakan Kacapi Siter. Sudah lazim selain Kacapi Siter dan Suling di tambah pula 1 (sate) set Kendang dan 1 (satu) set Goong. Laras yang di pergunakannya sama seperti laras yang biasa di pergunakan pertunjukan Kacapi Suling yang mempergunakan Kacapi Parahu yaitu" laras Salendro, Pelog, Sorog. Kecapi Suling yang mempergunakan Kecapi Siter, selain menyajikan instrumentalia juga di pergunakan untuk mengiringi nyanyian (kawih) baik secara Anggana Sekar maupun secara Rampak Sekar.
Lagu-lagu yang disajikan secara Anggana Sekar yaitu seperti : Malati di Gunung Guntur, Sagagang Kembang Ros dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Rampak Sekar di antaranya Seuneu Bandung, Lemah Cai dan lain sebagainya.


Dalam perkembangannya baik Kacapi Suling yang menggunakan Kacapi Parahu maupun Kacapi Sitter, sering di pergunakan untuk mengiringi Narasi Sunda dalam acara Ngaras dan Siraman Panganten Sunda, Siraman Budak Sunatan, Siraman Tingkeban.
Selain instrumentalia disajikan pula lagu-lagu yang rumpakanya disesuaikan dengan kebutuhan acara yang akan di laksanakan. Lagu yang disajikan diambil dari lagu-lagu Tembang Sunda Seperti diantaranya Candrawulan, Jemplang Karang, Kapati-pati atau Kaleon dan lain sebagainya. Ada pula yang mengambil lagu-lagu kawih atau lagu Panambih pada Tembang Sunda seperti di antaranya Senggot Pangemat, Pupunden Ati dan lain sebagainya.

Disamping perangkat Kecapi dan Suling ada pula perangkat Kecapi Biola dan Kecapi Rebab yang membawakan lagu-lagu yang sama. Dalam penyajiannya, Kecapi memainkan bagian kerangka iramanya sedangkan bagian lagunya di mainkan oleh Suling, Biola atau Rebab. Adapun tangga nada atau laras yang dalam Karawitan Sunda di sebut dengan Surupan, ada pula yang di sebut dengan Salendro, Pelog dan Sorog.
(Sumber : www.westjavatourism.com)

***

Info terkait :

Kecapi, Kini Bisa Dipetik 10 Jari
http://www.klik-galamedia.com/20070826/kolomlengkap.php?kolomkode=20070826015528
TAHUN ini merupakan tahun kedua penyelengaraan pasanggiri kecapi. Jumlah pesertanya sedikit meningkat dibandingkan yang pertama. Tidak kurang dari 11 tim dari seluruh kabupaten kota di Jabar ikut ambil bagian pada pasanggiri kecapi yang memperebutkan piala bergilir Gubernur Jawa Barat dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar.

"Tahun lalu, jumlah peserta hanya delapan tim. Sedangkan tahun ini mencapai 11 tim. Lumayan ada sedikit peningkatan," unkap Kasubdin Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, Nunung Sobari.

Jika dilihat dari sisi jumlah peserta, memang terbilang minim. Walaupun baik Nunung Sobari maupun ketua penyelenggara, Tatang Benjamin mengaku ada peningkatan jumlah peserta. Sehingga timbul pertanyaan, apakah minat dan apresiasi masyarakat, khususnya kalangan generasi muda terhadap seni kecapi masih tinggi? Suatu pertanyaan yang standar dan klasik. Mengingat semua kalangan dipastikan menanyakan masalah tersebut. Dampaknya, jawaban pun pasti sangat standar.

"Minat masyarakat dan generasi muda pada seni kecapi masih cukup tinggi. Ini terlihat dari para peserta yang mengikuti pasanggiri rampak kecapi tahun 2007. Memang, jumlah peserta hanya 11 tim. Namun dari segi kualitas permainan kecapi tidak bisa diragukan," papar Nunung.

Sekalipun minim peserta, namun tidak membuat komposisi dan aransemen musik kecapi yang dimainkan menjadi miskin nada. Repertoar lagu "Warung Pojok" karya maestro tarling, H. Abdul Abdjib dan "Badminton" karya maestro karawitan Sunda, Mang Koko Koswara di tangan para para peserta pasanggiri rampak kecapi menjadi suatu alunan lagu yang indah dan penuh enerjik. Hal inilah yang dimaksudkan Nunung Sobari, kualitas dari permainan dan petikan yang memainkan lagu "Warung Pojok" dan "Badminton" seperti menjadi suatu lagu yang baru, namun tidak meninggalkan kaidah nada standarnya. Dari tangan mereka, musik kecapi yang dimainkan menjadi lebih kaya dan tidak kalah dengan musik yang dihasilkan alat musik elektrik maupun musik komputer (midi) sekalipun.

Inovasi kreatif

Awalnya permainan kecapi, seperti yang sering dimainkan Mang Koko dimainkan hanya dengan dua jari. Saat ini tidak lagi. Permainan kecapi bisa dimainkan oleh lebih dari dua jari, bisa empat bahkan 10 jari. Hal inilah yang coba diangkat dari pasanggiri rampak kecapi tahun ini. Dengan demikian, seni main kecapi bisa lebih digandrungi oleh kalangan generasi muda. Karena bagaimana pun, generasi yang kaya dengan kreativitas dan inovasi bisa meningkatkan kualitas dari permainan kecapi tersebut.

Kualitas inilah yang membuat penampilan sebelas peserta perwakilan dari Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Bogor serta Kota dan Kab. Bandung mengundang acungan jempol dan aplaus penonton yang memadati auditorium Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Bandung yang berkapasitas 250 penonton. Tidak terkecuali Kang Tatang Benjamin, putra Almarhum Mang Koko yang juga selaku Ketua Yayasan Cangkurileung dan penggagas kegiatan serta Kang Nano S., penerus jejak (Alm.) Mang Koko.

Setelah satu hari satu malam bertanding, muncul sebagai juara umum tim GRPS Enterprise dari Kab. Bandung, disusul Sanggita (Kota Bandung) sebagai juara II, juara III Perceka (Kab. Cianjur), harapan I SMPN 4 Cianjur, harapan II Gentra Lumayung (Kota Bandung), dan harapan III Sweet Gapa (Kota Bogor).

Para juara ini, semuanya dari kalangan generasi muda yang mampu menampilkan permainan kecapi yang lain dari biasanya, yakni dengan menggunakan lebih dari 20 jari (setiap tim beranggotakan enam orang). Bisa dibayangkan bagaimana rancaknya permainan kecapi, tetapi menghasilkan nada yang indah, harmonis, dan enerjik.

Khawatir dicaplok

Ada rasa bangga dari diri Tatang Benjamin dengan banyaknya peserta dari kalangan generasi muda, yakni tidak usah repot lagi mencari penerus pemetik kecapi. Sebelumnya, Tatang Benjamin merasa khawatir dan gundah karena belum menemukan penerus Mang Koko yang bisa mengangkat musik kecapi di hadapan pemerintah serta masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Kekhawatiran dan kegundahan Tatang Benjamin ini didasari semakin gencarnya pemerintah dan masyarakat Malaysia mempelajari seni kecapi. Dan Tatang Bejamin pun merasa takut, jika hal ini dibiarkan oleh pemerintah dan masyarakat Sunda (Indonesia), bukan tidak mungkin kecapi akan dicaplok dan diakui sebagai alat musik asal Malaysia, seperti angklung.

"Saya tahu sendiri, bagaimana gencarnya pemerintah dan masyarakat Malaysia mempelajari angklung sekitar 1970 lalu. Buktinya, sekarang angklung diklaim sebagai alat musik asli Malaysia dan pemerintah kita tidak bisa apa-apa," paparnya.

Untuk itu, Tatang pun bersama seniman kecapi lainnya berencana akan mendaftarkan musik dan alat musik kecapi ke badan dunia yang menangani hak kekayaan intelektual (HaKI). Namun Tatang merasa kebingungan, harus ke mana dia meminta bantuan di Indonesia. Karena pemerintah Indonesia kurang peduli terhadap kekayaan intelektual rakyatnya.

"Perhatian pemerintah sangat kurang terhadap karya cipta intelektual rakyatnya. Bukan hanya itu, terhadap kesenian tradisional Indonesia pun, pemerintah kita sama saja tidak peduli," paparnya.

Berbicara musik kecapi, apa yang dipentaskan pada pasanggiri rampak kecapi memang berbeda dengan musik kecapi yang bisa diperdengarkan berupa kecapi suling. Kecapi Suling merupakan perangkat waditra Sunda yang terdapat hampir di setiap daerah di Tatar Sunda.

Kecapinya terdiri atas kecapi indung atau disebut pula kecapi parahu atau kecapi gelung. Selain disajikan secara instrumentalia, kecapi suling juga dapat digunakan untuk mengiringi juru sekar yang melantunkan lagu secara anggana sekar atau rampak sekar. Lagu yang disajikannya di antaranya sinom degung, kaleon, talutur, dan lain sebagainya. Laras yang di pergunakannya adalah laras salendro, pelog atau sorog.

Berbeda dengan sebutan kecapi suling atau kecapian bila menggunakan kecapi siter. Sudah lazim selain kecapi siter dan suling di tambah pula satu set kendang dan satu set goong. Sedangkan laras yang dipergunakannya sama seperti laras yang biasa dipergunakan pertunjukan kecapi suling yang mempergunakan kecapi parahu yaitu laras salendro, pelog, sorog. Kecapi suling yang mempergunakan kecapi siter, selain menyajikan instrumentalia, juga dipergunakan untuk mengiringi nyanyian (Sunda, kawih), baik secara anggana sekar maupun secara rampak sekar.

Lagu-lagu yang disajikan secara anggana sekar, seperti "Malati di Gunung Guntur", "Sagagang Kembang Ros", dan lain sebagainya. Sedangkan untuk rampak sekar di antaranya "Seuneu Bandung", "Lemah Cai", dan lain sebagainya.

Seni tembang cianjuran lahir dari hasil cipta rasa dan karsa Bupati Cianjur IX, R. Aria Adipati Kusumaningrat (1834-1861) atau lebih sering dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Namun dalam penyempurnaannya hasil ciptaannya tersebut, dalem Pancaniti dibantu seniman kabupaten yaitu Rd. Natawiredja, Aem, dan Maing Buleng. Ketiga orang inilah yang kemudian mendapat izin Dalem Pancaniti untuk menyebarkan lagu-lagu cianjuran.

Pada zaman pemerintahan R.A.A. Prawiradiredja II (1861-1910), seni tembang cianjuran disempurnakan lagi aturannya. Dengan ditambah iringan suara kecapi dan suling, lahirlah tembang cianjuran yang dikenal sampai saat ini.

Tembang cianjuran pada awalnya merupakan musik yang penuh prestise para bangsawan. Oleh sebab itu, kehadiran tembang cianjuran pada awalnya diperuntukkan bagi para pejabat atau masyarakat kelas tinggi. Dan karena itu juga tempat pertunjukannya selalu berada pada pendopo-pendopo kabupaten. Biasanya untuk acara-acara resmi penyambutan tamu bupati atau upacara-upacara resmi hari besar nasional.

Sejarah

Mamaos terbentuk pada masa pemerintahan Bupati Cianjur, R.A.A. Kusumaningrat (1834-1864). Bupati Kusumaningrat dalam membuat lagu sering bertempat di sebuah bangunan bernama Pancaniti. Oleh karena itulah dia terkenal dengan nama Kangjeng Pancaniti. Pada mulanya mamaos dinyanyikan oleh kaum pria. Baru pada perempat pertama abad ke-20 mamaos bisa dipelajari oleh kaum wanita. Hal itu terbukti dengan munculnya para juru mamaos wanita, seperti Rd. Siti Sarah, Rd. Anah Ruhanah, Ibu Imong, Ibu Oroh, Ibu Resna, dan Nyi Mas Saodah.

Bahan mamaos berasal dari berbagai seni suara Sunda, seperti pantun, beluk (mamaca), degung serta tembang macapat Jawa, yaitu pupuh. Lagu-lagu mamaos yang diambil dari vokal seni pantun dinamakan lagu pantun atau papantunan atau disebut pula lagu Pajajaran, diambil dari nama keraton Sunda pada masa lampau.

Pada masa pemerintahan Bupati R.A.A. Prawiradiredja II (1864-1910) kesenian mamaos mulai menyebar ke daerah lain. Rd. Etje Madjid Natawiredja (1853-1928) adalah di antara tokoh mamaos yang berperan dalam penyebaran ini. Dia sering diundang untuk mengajarkan mamaos ke kabupaten-kabupaten di Priangan, di antaranya oleh Bupati Bandung R.A.A. Martanagara (1893-1918) dan R.A.A. Wiranatakoesoemah (1920-1931 & 1935-1942). Ketika mamaos menyebar ke daerah lain dan lagu-lagu yang menggunakan pola pupuh telah banyak, masyarakat di luar Cianjur (dan beberapa perkumpulan di Cianjur) menyebut mamaos dengan nama tembang Sunda atau cianjuran karena kesenian ini khas dan berasal dari Cianjur. Demikian pula ketika radio Nirom Bandung tahun 1930-an menyiarkan kesenian ini menyebutnya dengan tembang cianjuran.

Sebenarnya istilah mamaos hanya menunjukkan pada lagu-lagu yang berpolakan pupuh (tembang) karena istilah mamaos merupakan penghalusan dari kata mamaca, yaitu seni membaca buku cerita wawacan dengan cara dinyanyikan. Buku wawacan yang menggunakan aturan pupuh ini ada yang dilagukan dengan teknik nyanyian rancag dan teknik beluk.

Lagu-lagu mamaos berlaras pelog (degung), sorog (nyorog; madenda), salendro serta mandalungan. Berdasarkan bahan asal dan sifat lagunya mamaos dikelompokkan dalam beberapa wanda, yaitu papantunan, jejemplangan, dedegungan, dan rarancagan. Sekarang ditambahkan pula jenis kakawen dan panambih sebagai wanda tersendiri. Lagu-lagu mamaos dari jenis tembang banyak menggunakan pola pupuh kinanti, sinom, asmarandana, dan dangdanggula serta ada di antaranya lagu dari pupuh lainnya.

Pada mulanya mamaos berfungsi sebagai musik hiburan alat silaturahmi di antara kaum menak. Tetapi mamaos sekarang, di samping masih seperti fungsi semula, juga telah menjadi seni hiburan yang bersifat profit oleh para senimannya seperti kesenian. Mamaos sekarang sering dipakai dalam hiburan hajatan perkawinan, khitanan, dan berbagai keperluan hiburan atau acara adat. (berbagai sumber) **

Hariring Panggeuing


Sakumaha inohong Mamaos Cianjuran sateuacanna, Aki Dadan oge seueur nyiptakeun rumpaka Mamaos Cianjuran ku anjeun. Utamina nu sering pisan mah dina ngolah rumpaka Rajah Pangjajap, lian ti rumpaka-rumpaka sanesna.

Danget ieu Aki Dadan remen kenging uleman, kanggo ngahaleuangkeun Rajah Pangjajap ciptaanana dina sagala rupi kagiatan. Rajah Pangjajap ngarupikeun du’a panganteur, dina wangun Mamaos Cianjuran. Biasana dihaleuangkeun rengse lantuman ayat suci Al-Qur’an, nu rumpakana disaluyukeun sareng thema acara.

Saleresna seueur pisan Rajah Pangjajap anggitan Aki Dadan teh, namung henteu sadayana tiasa dikempelkeun tur dilebetkeun kana ieu buku. Kumargi aya diantawisna nu tos dihaleuangkeun, namung henteu teras dirawatan deui ku anjeunna.

Numawi dina buku ieu, mung sababaraha hiji nu tiasa kapidangkeun. Diantawisna bae ;

Hariring Panggeuing

1. Instrumental Kacapi Suling

………………………

………………………

2. Narasi :

Dulur-dulur Nu Mangkuk di Tatar Pasundan

Baraya Saantero Jagat

Jagat di Buana Panca tengah

Peupeujeuh ……………….. peupeujeuh

Mangka waspada mangka iatna

Ulah kajongjonan teuing

Aranjeun geus lali ka purwadaksi

Aranjeun boga pancen …………

Aranjeun boga pancen mirosea

Nagara katut pangeusina

Tembang Ki Dadan :

Geura balik geura balik

Geura mulang geura mulang

Mulang kana kasundaan

Geura teang geura teang

Geura sampeur geura sampeur

Titinggal ti Pajajaran

Warisan ti Siliwangi

3. Instrumental Kacapi Suling …….,

Narasi :

Beberkeun jangjang aranjeun !

Sabab anjeun bakal ngambah sagara umpalan

Prung ! ………. prung sampiung geura manggung ngaheuyeuk nagri ngolah Nagara

Tapi omat …… Tapi omat sing sareundeuk saigel sabobot sapihanean

Tembongkeun silih Asih ….tembongkeun silih Asah …tembongkeun silih Asuh tembongkeun Silih Wangi. Sunda sadu santa budi

Bral !…….. bral geura penta du’a Indung Bapa aranjeun

Geura penta Rachmat Pangeran, kurihit pangasih Gusti

Bekelna Iman jeung takwa ! jadikeun tameng pikeun nyorang sagara kahirupan

Bareng (ragem) :

Run turun Jati rahayu

Bray siang banjaran bagja

* * *

Rajah Pangjajap

1. Puji syukur ka Maha Agung

Ya Robi Gofururohim

Taqobballahu mina wa minkum

minal aidin wal faidin

lubarkeun urang silih lubarkeun

2. Amit ampun nya paralun

ka Gusti Nu Maha Agung

ka Nabi anu linuhung

Muhammad anu jinunjung

rachmat syafaat kasuhun

limpahkeun kanu sami hadir

3. Kaluhur neda papayung

papayung Nu Maha Agung

kahandap neda pangraksa

pangraksa Maha Kawasa

kaler kulon kidul wetan

Indonesia mugi diaping dijaring

4. Saum disasih Romadhon

panggeuing ti Mahasuci

panggupay Maha Kawasa

sangkan takwa tur toweksa

ngahontal martabat utama

punjul mumbul darajatna

mibanda elmuning pare

5. Rumaos abdi rumaos

can kahontal saum nu husu

ngan saukur - ngan saukur

ngan saukur nahan lapar

ngan saukur nahan dahaga

panca indra toloheor

luput meruhkeun hawa nafsu

hapunten Gusti hapunten

6. Pihatur jungjunan alam

sakur muslimin muslimat

to’at uswatun hasanah

tembongkeun katuladanan

Insya Allah — Insya Allah

Indonesla walagri

Amin Ya Robbal Alamin

mugi Gusti nangtayungan

* * *

Sunda Mekar

Cacandran para luluhur

Ciri bumi dayeuh pancatengah ciri dayeuh pancatengah

Lemah duhuma..lebak Iengkobna lemah padataranana

(gelenyu) ……………………………………………………………………………………… Naga mukti wibawa perlambangna congkrang kujang papasangan

(Gelenyu)…………………………………………………………………………………………….

Yasana para bujangga, teu sulaya dinyatana

Pasundan tanahna subur

Gemah ripah ma’mur loh jinawi gemah ripah loh jinawi

Gunung-gunungna cur cor caina ngaplak pasawahanana

(Gelenyu) ……………………………………………………………………………………

Cukul sugri pangebonan karaharjaan mencar mawur kajauhna

(Gelenyu) ……………………………………………………………………………………

Nagri nanjung panjang punjung

Murah sandang murah pangan

Sunda surup kana tangtung

sunda sieup ngumbang ka wandana

Sieup ngambang ka wandana

Ajeg adegna budi basana teu ngerakeun wawanen-NA

(Gelenyu) ……………………………………………………………………………………. Someah narima semah matak betah

ka nu ngadon bubuara

(Gelenyu) ……………………………………………………………………………………..

Tara ebreh pangartina teu nembongkeun kabisana

Tetekon basa karuhun

Sunda sadu sandi santa budi………….

sunda sandi santa budi

Leuleus jeujeurna liat talina teguh pamadeganana

(Gelenyu)

Sagolek pangkek dayana tara mundur

mun tacan kacanir bangban

(Gelenyu)

Teu renjagan teu gembangan ayem pasipatanana

* * *

Ampun ka anu Maha Agung,

Nu kagungan Kun fayakun

Jleg ngadeg sakur kersaNA

Bral gumelar kawasaNA

Di langit pating karetip

Dl bumi pating kulisik

Kumelip di alam lahir

Bari muji sihing Gusti

Ayatna Alhamdulillah

Ra’jah du’a, du’a rajah

Du’a medal maring Allah

Dina ati anu suci

Dina rasa nu rumasa

Dina iman dina Islam

Kitabna Qur’anul Karim

Nu Agung Allahu Akbar,

Ieu anu dirajahan

Isuk caang sore padang

Balungbang jalan tincakeun

Nyandak tina hukum sara

Lailaha illallah

Muhammadurosullullah

Ampuuun… ampuuun…

* * *

Sunda Mekar

( Cipt : Aki Endu Sulaeman Apandi )

Cacandran para luluhur

Ciri bumi dayeuh pancatengah ciri dayeuh pancatengah

Lemah duhurna..lebak Iengkobna lemah padataranana

( Gelenyu )

Nagara mukti wibawa perlambangna congkrang kujang papasangan

( Gelenyu )

Pasundan tanah na subur yasana para Bujangga teu sulaya dinyatana

Gemah ripah ma’mur Ioh jinawi, gemahripah loh jinawi

Gunung — gunungna curcor caina ngaplak pasawahanana

( Gelenyu )

Cukul sugri pangebonan karaharjan mencar mawur kajauhna

Nagri nanjung panjang punjung

Murah sandang murah pangan

Sunda surup kana tangtung sunda sieup ngumbang ka wadana

Sieup ngumbang ka wandana

Ajeg adegna budi basana teu ngerakeun wawanenna

( Gelenyu )

Tara ebreh pangartina teu nembongkeun kabisana

Tetekon basa karuhun

Sunda sadu sandi santa budi…sunda sandl santa budi

Leuleus jeujeurna liat talina teguh pamadeganana

( Gelenyu )

Sagolek pangkek dayana tara mundur mun tacan

kacanir bangban

( Gelenyu )

Teu renjangan teu gembangan ayem pasipatanana

* * *

Duh Pasundan lemah cai kuring

Tanah endah tanding indra loka

nu jadi kaabot hate

tempat para luluhur

nya ka anjeun kuring babakti

satia tur bumela

sanggup tandon umur

imbang – imbang jiwa raga

batan Sunda kudu musnah kudu leungit

kajeun kuring nu ilang.

Karya Cipta : Ibu Anah Ruhanah (Almarhumah)

Tokoh Mamaos Cianjuran di Cianjur

Kanggo pangeling-ngeling kana jasa-jasa

Rd. Otto Iskandardinata

* * *

” Sunda Mekar “

(Cip : Endu Sulaeman Apandi)

1. Cacandran para luluhur

Ciri bumi dayeuh Pancatengah

Ciri dayeuh Pancatengah

Lemah duhurna lebak lengkobna

Lemah padataranana

Nagara mukti wibawa

Perlambangna congkrang kujang papasangan

Yasana para budjangga

Teu saluyu dinyatana

2. Pasundan tanahna subur

Gemah ripah ma’mur loh jinawi

Gemah ripah Ioh jinawi

Gunung-gunungna cur-cor caina

Makplak pasawahanana

Cukul sugri pakebonan

Karaharjaan mancer mawur ka jauhna

Nagri nanjung panjang punjung

Nagri sandang murah pangan

3. Sunda surup kana tangtung

Sunda sieup ngumbang ka wandana

Sieup ngumbang ka wandana

Ajeg-adegna budi basana

Teu narakeun wawanena

Someah narima semah

Matak betah kanu ngadon bubuara

Tara ebreh pangartina

Teu nembongkeun ka bisana

4. Tetekon basa karuhun

Sunda sadu sandi santa budi

Sunda sandl santa budl

Leuleus jeujeurna liat talina

Teguh pamadeganana

Sagolek pangkek dayana

Tara mundur mun tacan kacanir bangban

Teu renjagan teu gembangan

Ayem pasipatanana

5. Seuweu-siwi Siliwangi

Teureuh terah pencar Pajajaran

Terah pencar Pajajaran

Mangka waspada Sunda Sawawa

Sing priyatna ngariksana

Ngaraksa hemoh caina

Tetep aman Pasundan jaya santosa

Mekar Kabudayaanana

Sunda Jatnika waluya

* * *

Kompilasi lagu Ska Indonesia


Kompilasi lagu Ska Indonesia

Tahun 1999 menjadi tahun ska bagi musik Indonesia. Di tahun ini banyak bermunculan kelompok ska yang memang sedang menjadi tren waktu itu. Pelopornya tentu saja kelompokTipe X yang merilis album Ska Phobia di tahun yang sama. Album itu mendapat sambutan positif di masyarakat, berikutnya bermunculanlah kelompok-kelompok lain mengusung jenis musik yang sama ; ska. Beberapa kelompok yang tidak sempat merilis album sendiri mendapat kesempatan mengenalkan lagu mereka dalam album kompilasi. Album Kompilasi ska sendiri di tahun 1999 ini ada dua, satu produksi Musica Studio diberi titel SKA KLINIK, satu lagi produksi Sony Music Studio diberi titel SKA MANIA.Album Ska Mania sempat melejitkan single Siti Aminah yang dibawakan kelompok Collonyet.

Saya Sendiri paling suka lagu ska...enak sambil manggut...Goyang...yukzzzzz...treeeetttttttt

Tinggal klik aja Download

Ska Mania Tahun 1999

  1. Arigatoo - Petualangan VW Combi
  2. Black Sky - Sisi
  3. Collonyet - Siti Aminah
  4. Djaua - Nona Manis
  5. Moron - Satu Impian
  6. Palm - Di Pantai Ini
  7. Ska Hectic - Santai
  8. The Joker - Cewek Indies
  9. T'lphone Umum - Karam
  10. Washtafel - Gendut
Album Ska Klinik Tahun 2000




Tipe X terdiri dari Tresno(vokal), Micky (bass), Yoss(gitar), Aditya (drum), Billy(gitar), Anto (trombone), dan Andi (saksofon). Bisa dibilang Tipe X adalah pelopor musik ska di Indonesia. A Journeyadalah album kumpulan hitsTipe X sepanjang perjalanan karir musiknya. Sebelumnya Tipe X merilis total empat album rekaman, album pertama Ska Phobia (1999),Mereka Tak Pernah Mengerti (2001), Super Surprise (2003) danDiscography Hitam Putih (2005). Album A Journey ini memuat lagu lagu terbaik Tipe X dari empat album tersebut seperti Genit, Kamu Ngga' Sendirian, Mawar Hitam, Selamat Jalan, Angan dan beberapa lagu lainnya. album ke 6 Sampai Tahun 2010 mASIH AXIS

Album pertama

Lagu Pembunuh.mp3

_Jantung_Hati.mp3

_Saat-Saat_Menyebalkan.mp3

Mungkinkah_Dia.mp3

Untuk_Yang_Terakhir.mp3

_Hey.mp3

Cinta_Sederhana.mp3

Pengakuan.mp3

_Bimbang.mp3

Ciuman_Pertama.mp3

[Purpose+Tiger+Can+-+HujanMusikIndonesia.jpg]

Purpose berdiri tahun 1997 di Bandung Jawa Barat. Awalnya mereka sering berkumpul di studio musik di kawasan Titiran Bandung, sempat melanglang ke berbagai pub seperti Ohara, menjadi home band Ubud Cafe selama setahun lalu pernah juga main di Fame Station. Purpose terdiri dari Didin (bass), Willy (gitar), Romy(gitar), Andy dan Lutfi (vokal), AryaWiwit (keyboard), Zen(saksofon) dan Iman (terompet). Tahun 1999 Purpose merilis album perdana Tiger Clan dibawah bendera BMG Music Indonesia. Lagu yang sempat jadi hit adalah Scooby Doo dan Tiger Clan


Download lagu Purpose dari album Tahun 1999

  1. Scooby Doo, Where Are You
  2. Tiger Clan
  3. Tamanku
  4. Jangan
  5. SKAtmosphere
  6. Na.. Na.. Na..
  7. Say Something
  8. Dunia Malam
  9. eNBe (Numpang Beken)
  10. Thank's To

Jackpot - Self Title 2002








  1. Jojing Sampai Pagi
  2. Ku Masih Mencintainya
  3. Tanda Cinta
  4. Cewe Beruntung
  5. Ode Buat Sahabat
  6. Biar Miskin Asal Bahagia
  7. November
  8. Terbang Melayang
  9. Cintailah Aku
  10. Dinda Rindu

Shagy dog Ska

Souljah-Im_Free.mp3

Kuingin Kau Mati Saja.mp3

Souljah - Sesaat Denganmu

Souljah-PATAH HATI.mp3

souljah_-_Tak_Selalu.mp3

Souljah-Jamaicas_Away__Ft_He.mp3

Souljah_-_Cintailah_Aku.mp3

SOULJAH Ft. SUNDARI SUKOCO - Lelaki Itu.mp3

Souljah - Berdansa Sepanjang Malam.mp3

EPILOG UNTUK SAHABAT


Sahabat…

Setiap kita mempunyai kenangan. Kenangan sedih terkadang masih terus membayang. Bahkan bagaikan halimun terbang melayang kadang tipis, kadang tebal. Halimun yang sejenak menahan sinar mentari dan mendinginkan kenangan yang bahagia. Banyak kenangan bahagia yang terkadang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, namun kenangan tersebut terpancar jelas dari sinar wajahmu. Ada kenangan-kenangan sedih yang terkadang mungkin tidak berani untuk kita pikirkan atau bahkan untuk sekedar mengingatnya saja. Namun, kita harus tetap berjalan dan menjalani kehidupan yang tidak akan pernah lepas dari kedua kenangan tersebut.

Sahabat…

Terkadang mungkin kita ingin menghapus kenangan yang menyedihkan dari memori perjalanan hidup kita. Namun, tidakkah kita menyadarinya bahwa kenangan itu telah menjadi bagian dari hidup kita masing-masing. Sebagaimana kenangan bahagia, kenangan yang menyedihkan juga yang membuat kita menjadi seperti kita adanya saat ini.

Sahabat…

Saat menulis dan memikirkan hal-hal tersebut diatas saya hanya ingin mengatakan “mendakilah layaknya engkau mendaki gunung yang menjulang ketika kamu menginginkannya. Namun, ingatlah keberanian tidak akan ada gunanya tanpa dibarengi kebijaksanaan. Sekecil apapun dan sekejab saja kecerobohan yang kita lakukan, akan mengantarkan kita pada kehancuran. Janganlah terburu-buru ketika melakukannya. Melangkahlah secara hati-hati dan cermati setiap langkahmu. Berjalanlah secara harmoni sebagaimana harmonisasi sebuah orkes simfoni.”

Sahabat…

Manakala engkau merasa lelah, bosan atau cape dalam manjalankan kehidupan, cobalah untuk jadi seorang pendaki yang mempunyai tekad kuat untuk selalu bisa bertahan hidup. Jalanilah proses kehidupan ini layaknya mendaki menuju puncak gunung dan dapat kembali dengan selamat.

Sahabat…

Biarkanlah semua kenangan itu tetap menjadi bagian dari dirimu. Jadikanlah kenangan itu sebuah taman bunga yang memenuhi hatimu. Sehingga hatimu pun lembut pada setiap makhluk. Kenangan-kenangan yang akan membuatmu semakin kuat dan percaya dengan kemampuan yang ada pada dirmu. Karena sejatinya kamu adalah dirimu.

rangger survival tips





Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam. Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), kegemaran (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar menikmati keindahan alam (refreshing). Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (mountaineering), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving) dan yang lainnya.

Dan bila diantara sobat ada yang punya hobby menempuh rimba atau mendaki gunung, pastilah kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar.

Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang (Ranger) untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi (tersesat) atau kehabisan logistic (bekal). Kiat hidup darurat ini penting, walaupun sejak awal sobat telah mempersiapkan segala sesuatu dengan secermat mungkin, tapi alam kerap sulit diprediksi perilakunya, sehingga menjadi suatu keharusan bagi penggiat alam terbuka untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, dan yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah : meliputi persiapan alat atau perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca.

Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Tapi dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mental kita.

Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi para penggiat alam terbuka sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.

Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Dan menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk tidak dimakan.

Dan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Pucuk daun pakis bisa juga dimasak sebagi sayuran


Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa, markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak, misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani, arbei hutan, dan anggur hutan.

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.

Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa di dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak.

Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat. Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas,racun pada jamur ini tergolong racun kuat.

Beda dengan jamur merang, meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan. Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi.Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.

Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.

Nah petunjuk teknis diatas adalah apabila sobat menghadapi situasi darurat yang diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka. Terus bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui, tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju.

Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain :

· Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut

· Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki

· Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan

· Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung

· Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut, jika dilihat dari arah berlawanan

· Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa

· Gunakanlah kompas sebelum tersesat

· Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin

· Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.

Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah yaitu :

S = Seating, duduk dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan

T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi

O = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan

tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari

P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan

anda lakukan

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :

a. Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk

b. Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan

c. Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohon

d. Gunakan kompas dan peta (alat navigasi) atau indikator alam dan kalau ada GPS

e. Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak

f. Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapun

g. Memanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.

Sekian dulu tips dari saya, semoga bermanfaat...

pengetahuan serta tips pendakian gunung



Berdiri di puncak gunung sebagai tempat tertinggi di daratan merupakan pengalaman luar biasa yang sulit untuk dilupakan. Menyaksikan matahari terbit dan terbenam kembali dengan suasana yang berbeda tentu akan menambah kekaguman kita pada yang menciptakannya. Menatap dunia dari puncak-puncak tertinggi, terkadang bagaikan berdiri di atas permadani awan yang maha luas dan menjadi pengalaman yang tidak ternilai harganya.

Udara bersih yang dihirup dari alam pegunungan dan berbagai kejadian selama perjalanan menjadi pengalaman manis yang tidak terlupakan. Dan semua hal lain yang dirasakan selama perjalanan merupakan bagian dari cara-cara menikmati alam ciptaan Tuhan dari sisi yang lain. Berbagai pengalaman menarik dan berbeda-beda telah dilalui para pendaki.

Di mana setiap orang mempunyai pengalaman sendiri ketika melaluinya. Namun semuanya mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu betapa luas dan indahnya ciptaan Tuhan. Akhirnya kita akan merasakan betapa "kecilnya" manusia di hadapan Tuhan.

Bukti-bukti sejarah seperti candi, arca dan makam kuno yang ditemukan di daerah pegunungan di Indonesia, merupakan bukti bahwa kegiatan mendaki gunung di Indonesia telah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Bahkan pada masa penjajahan Belanda, seorang pencinta alam, penjelajah, dan ilmuwan terkenal, Frans Junghuhn yang berkebangsaan Prusia-Jerman, sejak tahun 1830-an telah mendaki seluruh gunung yang ada di Pulau Jawa. Hasil perjalanannya selama hampir 30 tahun antara tahun 1935-1964 dituangkannya dalam sebuah buku yang berjudul "Java".

Kemudian jejaknya diikuti oleh petualang-petualang Eropa (Belanda) lainnya seperti Wormser, yang menuliskan catatan perjalanannya ketika melakukan pendakian gunung-gunung di Pulau Jawa. Bukunya terbit sekitar tahun 1930. Demikian juga Stehn, pendaki berkebangsaan Eropa yang menulis buku panduan mendaki 30 gunung di Pulau Jawa pada tahun 1928. Kemudian kegiatan pendakian gunung di Indonesia sendiri terus berkembang sampai sekarang.

Berbagai kegiatan alam bebas yang dilakukan para penggiat alam seperti, mendaki gunung, sepeda gunung, terbang layang, dan lain-lain, banyak dilakukan di kawasan pegunungan. Berbagai kegiatan tersebut terkadang membahayakan. Selain karena ketidaktahuan para penggiat alam sendiri terhadap wilayah gunung tersebut, juga karena faktor lain. Seperti ketidaksiapan si penggiat alam dalam melakukan aktivitas di alam bebas.

Selain para penggiat alam bebas, berbagai aktivitas manusia yang kerap dilakukan di wilayah gunung secara langsung maupun tidak langsung turut serta mempengaruhi ekosistem untuk tetap terjaga dengan baik atau bahkan menjadi "rusak". Pendaki gunung juga harus dibekali dengan pengetahuan untuk mempertahankan kelestarian lingkungan selama melakukan perjalanan pendakian.

Aktivitas kegiatan alam bebas seperti mendaki gunung bisa dikatakan sebagai olahraga rekreasi. Namun karena aktivitasnya dilakukan di alam terbuka, mendaki gunung memerlukan kondisi fisik prima dari para pendakinya. Anda yang menyukai kegiatan alam terbuka haruslah menyadari berbagai bahaya yang mungkin mengancam ketika melakukan aktivitas di alam terbuka tersebut.

Ancaman yang mungkin membahayakan para penggiat alam bebas tersebut biasanya datang dari dalam diri sendiri ataupun datang dari luar dan di luar kemampuan Anda. Kedua jenis bahaya tersebut biasa diistilahkan dengan bahaya subjektif dan bahaya objektif. Dan yang perlu diingat, jangan pernah menganggap remeh kondisi alam dalam bentuk apa pun, termasuk alam pegunungan yang biasa didaki seperti Gunung Gede atau Gunung Papandayan.

Salah seorang pendaki senior Indonesia, Alm. Norman Edwin, mengatakan bahwa seorang pendaki gunung pada dasarnya menghadapi dua jenis rintangan ketika melakukan kegiatannya. Rintangan pertama sifatnya ekstern, artinya datang dari objek yang sedang dihadapi. Objek itu adalah gunung, dan rintangan yang dihadapi berupa cuaca atau medan berat. Bahaya yang ditimbulkannya disebut bahaya objek (objective danger).

Rintangan kedua sifatnya intern, yaitu datang dari si pendaki gunung itu sendiri. Kalau si pendaki itu tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka rintangan itu datang dari dirinya sendiri. Bahaya yang timbul disebut bahaya subjek (subjective danger).

Di Indonesia, bahaya objek bagi pendaki gunung secara umum tidak terlalu besar. Keterjalan gunung-gunungnya relatif tidak seberapa, cuacanya pun hanya dipengaruhi oleh dua musim: musim kering dan musim hujan. Suhu udara tidak terlalu dingin, terutama dibandingkan dengan gunung-gunung di daerah subtropis. Bila akhir-akhir ini terlansir berita mengenai kecelakaan di gunung, maka kesalahan banyak dilakukan oleh si pendaki yang masih belum memadai dari banyak segi. Perlengkapan mendaki gunung adalah pokok pemikiran pertama bagi setiap pendaki gunung.

Gunung dengan segala aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita. Lebih-lebih bagi mereka yang hidup di dataran rendah. Itulah sebabnya kita memerlukan perlengkapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Perlengkapan yang baik adalah salah satu usaha untuk mengurangi bahaya di gunung, baik bahaya objek maupun subjek.

  1. Bahaya subjektif atau bahaya yang datang dari diri Anda sendiri merupakan hal-hal yang paling mudah dihadapi atau diatasi karena kita sendiri yang mengetahuinya. Hal-hal tersebut di antaranya :
    1. Seberapa siap Anda untuk melakukan perjalanan atau mendaki gunung?
    1. Apakah Anda dalam kondisi sehat dan cukup kuat ?
    1. Sudah siapkah mental dan fisik Anda?
    1. Apakah pengetahuan Anda tentang kegiatan alam bebas sudah cukup?
  • Beberapa hal yang disebutkan di atas sebenarnya dapat Anda permudah, misalnya dengan rajin berolahraga, sehingga fisik selalu terjaga dalam kondisi yang sehat. Belajar ilmu pengetahuan tentang aktivitas alam bebas seperti navigasi, survival dan sebagainya merupakan hal yang cukup panting untuk menunjang kesiapan Anda dalam mendaki gunung. Jika tidak mempunyai pengetahuan yang cukup, maka jangan coba-coba untuk pergi sendiri. Lebih baik Anda pergi bersama orang yang lebih berpengalaman.

2. Bahaya objektif atau bahaya yang berasal dari sifat alam itu sendiri merupakan bahaya di luar

  • kemampuan Anda dan biasanya tidak dapat Anda ubah. Namun Anda bisa meminimalisasi efek dari bahaya tersebut dengan cara mempersiapkan segala sesuatunya dengan balk. Hal-hal tersebut di antaranya :
    1. Udara dan angin di pegunungan biasanya dingin, bahkan gunung-gunung yang mempunyai ketinggian tertentu sangat dingin dan bersalju.
    1. Badai bisa datang sewaktu-waktu dan menghambat perjalanan.
    1. Kabut juga bisa datang tiba-tiba dengan sangat tebal, sehingga mengurangi jarak pandang Anda.
    1. Di medan pendakian yang gundul, angin dan temperatur yang datang bisa sangat liar. Apabila hujan turun, tidak ada tempat untuk berteduh.
    1. Topografi medan pendakian umumnya terjal dan di saat musim hujan biasanya menjadi lebih berat dan sangat licin.
    1. Batu-batuan atau pasir yang Anda temukan bisa saja berjatuhan.
    1. Suasana malam sangat gelap.
    1. Dan sebagainya.

  • Beberapa hal tentang bahaya objektif seperti yang disebutkan di atas, sebagai manusia, Anda tidak bisa mengubahnya. Namun Anda bisa mengurangi dampak-dampak negatifnya seperti dengan membawa makanan yang cukup dan bergizi. Membawa jas hujan dan baju hangat untuk menghindari kondisi cuaca yang buruk. Membawa alat penerangan seperti center atau lilin. Membawa tenda atau flysheet untuk tempat berteduh dari panas, dingin, dan hujan.

Tips-tips agar aktivitas kegiatan alam bebas berjalan lancar

1. Sebelum Perjalanan

    1. Rencanakan perjalanan Anda jauh-jauh hari agar Anda dapat mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan diri Anda.
    1. Cari informasi sebanyak mungkin mengenai daerah atau lokasi tujuan Anda. Informasi bisa Anda dapatkan dari buku, Internet, koran, majalah ataupun dari teman-teman Anda yang telah melakukan perjalanan ke tempat tersebut.
    1. Pilihlah daerah atau lokasi yang menjadi tujuan perjalanan agar Anda bisa memperkirakan alokasi waktu perjalanan dan biaya yang harus dipersiapkan.
    1. Siapkan semua identitas diri. Dan jika perlu, surat jalan dari kepolisian setempat untuk kegiatan yang sifatnya lebih besar, seperti ekspedisi.
    1. Persiapkan kondisi fisik Anda dengan rajin berolahraga sebelum melakukan perjalanan jauh. Misalnya dengan joging atau renang.
    1. Biasakan membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal penting selama perjalanan.
    1. Tinggalkan pesan atau catatan kepada keluarga atau orang terdekat mengenai tempat yang Anda akan tuju.
    1. Catatlah semua perlengkapan yang akan Anda bawa dengan cara membuat daftar perlengkapan (check list) dan cek kembali sebelum berangkat.
    1. Sesuaikan kapasitas perlengkapan dengan jangka waktu Anda saat melakukan perjalanan dan sesuaikan dengan kondisi daerah atau lokasi tujuan Anda, serta cuaca pada saat itu.
    1. Siapkan perlengkapan perjalanan Anda seperti pakaian dan peralatan untuk perjalanan atau pendakian sesuai dengan lokasi yang dituju. Jangan terlalu berlebihan atau kekurangan. Untuk melakukan pendakian, beban yang dibawa biasanya 1/3 dari berat tubuh Anda, yaitu sekitar 15-20 kg.
    1. Dalam memilih barang yang akan dibawa mendaki, carilah selalu alat/perlengkapan yang berfungsi ganda. Tujuannya adalah untuk rneringankan berat beban yang harus Anda bawa. Contoh: alumunium foil yang bisa menjadi pengganti piring, untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat, sehingga tidak memakan tempat di keril.
    1. Selalu siapkan kantung-kantung plastik dalam carrier/ backpack Anda, karena akan berguna sekali nanti sebagai tempat sampah yang harus Anda bawa turun, baju basah, dan lain sebagainya.
    1. Selalu gunakan kantung plastik untuk membungkus pakaian Anda agar pakaian tidak basah dan lembap.
    1. Gunakan kantung plastik untuk mengatur barang dalam carrier/backpack Anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya). untuk mempermudah jika sewaktu-waktu Anda ingin memilih pakaian, makanan, dan sebagainya.
    1. Siapkan makanan dan air yang cukup setidaknya untuk keperluan pribadi Anda.
    1. Apabila Anda pergi dengan grup atau rombongan, bagilah perlengkapan grup agar tidak rangkap.
    1. Membungkus ulang makanan yang Anda bawa seperti makanan dalam kotak, botol dan kaleng ke dalam kantung isi ulang atau kantung plastik. Tujuannya untuk mengurangi berat dan tempat pada saat melakukan packing.
    1. Siapkan persediaan makanan ekstra jika sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk atau keterlambatan seperti alokasi waktu yang meleset.
    1. Selalu siapkan P3K atau first aid kit dalam tas Anda.
    1. Jangan pernah membiarkan barang-barang atau perlengkapan menggantung di luar carrier Anda, karena akan menyulitkan pergerakan Anda sewaktu mendaki.
    1. Dan lain-lain.

2. Selama Perjalanan

    1. Laporkan kedatangan Anda pada petugas yang berwenang atau aparat desa setempat mengenai maksud dan tujuan kedatangan Anda.
    1. Apabila sampai di lokasi, cari informasi mengenai situasi dan kondisi setempat pada 3-7 hari terakhir, termasuk kehidupan liarnya, seperti hewan. Informasi bisa Anda dapatkan dari petugas jagawana (polisi hutan) dan penduduk setempat.
    1. Anda juga bisa mencari informasi mengenai hal-hal atau kebiasaan penduduk setempat untuk menghindari konflik, dengan cara menghormati kebiasaan tersebut. Informasi itu bisa Anda dapatkan dari petugas jagawana, aparat setempat atau tokoh masyarakat.
    1. Ikutilah aturan-aturan yang sudah ditetapkan di lokasi-lokasi perjalanan (misalnya di Taman Nasional), serta jangan merusak atau mengacaukan hal-hal yang sudah berlaku dan ditetapkan.
    1. Jangan merusak rambu-rambu atau shelter yang telah dibuat, karena akan merugikan diri Anda dan orang lain.
    1. Sebaiknya berjalan di gunung dengan langkah-langkah kecil, karena langkah yang terlalu besar akan merusak keseimbangan tubuh.
    1. Dengan fisik yang baik, seorang pendaki gunung dapat berjalan 2-3 jam tanpa istirahat. Atau minimal berjalan satu jam diselingi istirahat sepuluh menit sudah cukup baik.
    1. Ikuti jalan setapak yang sudah ada. Di gunung, jalan setapak biasanya berkelok-kelok rnengikuti kontur alam, sehingga tidak terlalu menanjak. Tidak usah memotong jalan setapak yang berkelok-kelok itu. Lintasan biasanya curam. Lagi pula, memotong jalan setapak tersebut dapat merusak jalan yang sudah ada. Tidak usah segan untuk kembali turun dan memeriksa jalan setapak yang ada, seandainya lintasan di depan meragukan Anda.
    1. Lindungi diri dan anggota kelompok Anda selama melakukan perjalanan.
    1. Lindungi alam atau lingkungan sekitar Anda dengan tidak merusak dan melakukan berbagai vandalisme (merusak batang pohon dengan menggunakan pisau atau mencoret-coretnya dengan cat dan sejenisnya).
    1. Bawa selalu kembali barang-barang bawaan Anda yang menjadi sampah. Terutama barang-barang yang lama diurai sepertir plastik dan sejenisnya.
    1. Simpanlah pakaian kotor ke dalam kantung tersendiri dan jangan mencampurnya dengan pakaian bersih, terutama pakaian yang basah dan berbau.
    1. Gunakan kembali kantung-kantung yang bisa dipakai ulang apabila memungkinkan.
    1. Berjalan dan berkemah pada jalur atau tempat yang sudah ditentukan, terutama daerah yang telah ditetapkan sebagai taman nasional atau cagar alam seperti Gunung Gede-Pangrango.
    1. Gantilah pakaian yang Anda gunakan pada saat rnendaki dengan pakaian yang bersih dan kering ketika akan tidur atau pada saat berkemah.
    1. Jangan terlalu dekat mendirikan tenda dengan aliran sungai, danau dan sumber air lainnya. Sebisa mungkin hindarilah pencemaran. Dengan begitu, Anda juga memberikan kesempatan pada kehidupan liar untuk datang dan minum di sumber-sumber air tersebut. Selain itu, juga untuk melindungi Anda dari bahaya banjir karena naiknya permukaan air.
    1. Apabila meninggalkan area perkemahan, selalu cek kembali lokasi tersebut sebelum Anda meninggalkannya. Usahakan kondisi di tempat itu kembali seperti sedia kala sebelum Anda datang. Jangan meninggalkan apa pun di tempat tersebut.
    1. Berhati-hatilah apabila ingin membuat api unggun.Jika tidak perlu, sebaiknya tidak membuat api unggun. Gunakanlah batang atau ranting pohon yang telah rubuh dan mati. Pastikan api unggun yang Anda buat telah mati ketika Anda meninggalkannya.
    1. Jangan membuang kotoran ke dalam sumber air.
    1. Kurangi dampak pencemaran dengan tidak mandi langsung di sungai atau sumber air lainnya apabila menggunakan sabun berbahan detergen.
    1. Dan lain-lain.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas, semuanya merupakan sedikit paparan dari prinsip "Leave No Trace Program", yaitu suatu program untuk melakukan aktivitas kegiatan di alam bebas yang dirancang lembaga swasta yang bergerak di bidang pendidikan alam bebas NOLS (National Outdoor Leadership School). Program ini dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas manusia di dalam kawasan alam bebas. Berikut prinsip-prinsip dasar tersebut :

  1. Perencanaan di muka dan persiapan yang baik.
  1. Berkemah dan berjalan diatas permukaan tanah yang tahan dan awet.
  1. Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel Anda).
  1. Buanglah kotoran dengan benar.
  1. Biarkan apa yang Anda temukan.
  1. Minimalkan penggunaan dan akibat dari api unggun.
  1. Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan.
  1. Dengan memelihara diri sendiri dan grup Anda saat perjalanan di alam bebas, Anda berada dalam posisi melindungi lingkungan.
  • semoga bermanfaat .....